CaraMenjaga Kerukunan di Masyarakat. Adapun untuk cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kerukunan di lingkungan sosial bermasyarakat, antara lain: Ikut serta bekerja bakti mebersihkan lingkungan; Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kerukunan di lingkungan masyarakat adalah melelui kerja bakti untuk membersihkan lingkungan.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID qF34rBS4zq1x0j0QV5fO8YiuD0s-2UTMaZ2boEwdugrabExKhk6FTw==
Nah demi mendukung kemajuan Indonesia dan terciptanya kerukunan masyarakatnya, Smartfren bakal mengajakmu untuk berkontribusi lewat kampanye #KuotakanMaumu dan #KuotakanSuaramu. Kamu bisa turut serta menyuarakan solusi bagi negeri dan harapanmu untuk Indonesia lebih baik lagi menggunakan jaringan #Super4GKuota dari Smartfren yang murah tapi berlimpah.
freepik/stories Upaya memupuk kerukunan antarumat beragama. - Apakah teman-teman tahu upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk memupuk kerukunan antarumat beragama? Pertanyaan ini akan kita temukan pada halaman 146 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 11 SMA. Untuk melandasi kerukunan, diperlukan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya meski berbeda tetap satu jua. Yap, Indonesia memang merupakan salah satu negara majemuk agama, budaya, bahasa, dan adat istiadat terbesar di dunia. Apabila perbedaan itu dianggap sebagai ancaman, maka keragaman itu bisa menyebabkan konflik di masyarakat. Sebaliknya, apabila keragaman itu dikelola dengan baik, maka berbagai perbedaan itu jutsru bisa menjadi kekuatan. Oleh karena itu, perlu ditanamkan nilai-nilai untuk menghindari sikap diskriminasi supaya tercipta kerukunan di tengah masyarakat. Upaya Memupuk Kerukunan Antarumat Beragama Di Indonesia, ada enam agama yang secara resmi diakui, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khong Hu Cu. Oleh karena itu, diperlukan upaya memupuk kerukunan antarumat beragama. Bagaimana caranya? Simak informasi berikut ini, yuk! 1. Menjunjung Tinggi Toleransi Antarumat Beragama Tahukah teman-teman? Kunci utama untuk menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia adalah toleransi. Secara umum, toleransi adalah sebuah perilaku manusia untuk menghormati dan menghargai perbedaan yang ada. Baca Juga Bentuk Sikap Toleransi atas Keragaman Sosial Budaya, Materi Kelas 5 SD Tema 8 Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
kurangmemahami wawasan kebangsaan dan kemasyarakatan Indonesia, yaitu kerukunan, toleransi dan persatuan dalam kemajemukan. Pada penerapannya tidak sedikit cara-cara kotor dengan mengadu domba meng-atasnamakan kubu agama dan keyakinan ini semakin kesini semakin banyak digunakan oleh segelintir orang ( Oknum ) untuk mendapatkan tujuannya baik posisi politik atau pencemaran nama baik berskala ekstim.
Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia22 Desember 2021 0635Hallo Virgin V, Kakak bantu jawab ya! Kerukunan merupakan suatu kondisi ketika terciptanya persatuan dan kesatuan dalam masyarakat di tengah berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat, baik itu perbedaan agama, politik, budaya, ras, dan lain sebagainya. Dari hal tersebut, akan berujung pada terciptanya masyarakat yang harmonis di tengah keberagaman. Agar terwujudnya hal tersebut, maka dapat dilakukan beberapa hal antara lain 1. Mengembangkan pendidikan multikultural agar masyarakat dapat memahami kondisi keberagaman. 2. Menumbuhkan sikap toleransi dan peduli sosial agar masyarakat dapat saling menghargai serta membantu satu sama lain 3. Mengembangkan sikap nasionalisme dan patriotisme agar masyarakat lebih mengedepankan kepentingan bersama daripada pribadi/kelompoknya Terima kasih sudah bertanya dan gunakan roboguru, semoga membantu ya
Kemenagmempunyai visi agar masyarakat Indonesia mencapai satu titik agamis dalam rangka mewujudkan kerukunan umat beragama. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber kegiatan rapat koordinasi dan temu tokoh lintas majlis agama Kabupaten Pemalang yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pemalang di Vihara Para Maitreya Pemalang, Kamis (5/9/2019).
Jakarta, Kominfo – Kerukunan antar umat beragama merupakan salah satu modal utama dalam menciptakan kerukunan nasional. Dengan terciptanya kerukunan nasional, maka cita-cita Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera pun dapat terwujud. Oleh karena itu, kerukunan antar umat beragama harus dibangun dan dijaga.“Kerukunan harus kita bangun dan kita yakin dengan kerukunan antar umat beragama merupakan unsur utama daripada kerukunan nasional. Maka kerukunan nasional kita, persatuan Indonesia yang seperti diciptakan para pendiri bangsa, dapat kita jaga dan kita pertahankan untuk Indonesia Maju, Indonesia Sejahtera,” tegas Wakil Presiden Wapres Ma’ruf Amin usai menyusuri Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Jakarta, Jumat 27/08/2021.Lebih lanjut Wapres menyampaikan, bahwa Terowongan Silaturahmi memiliki makna yang dalam. Bukan hanya sebuah lambang atau penghubung antar tempat ibadah, namun merupakan simbol saling menghormati antar pemeluk agama.“Bukan saja hanya sekedar lambang, tapi memberikan inspirasi terbangunnya kerukunan antar umat. Antar umat Islam yang direpresentasikan oleh [Masjid] Istiqlal dan juga masyarakat atau umat Katolik yang direpresentasikan oleh [Gereja Katedral],” ungkap Wapres.“Dan yang menarik lagi, parkir yang ada di bawah itu digunakan bersama, ya, antara Istiqlal dan Katedral,” pun berharap agar terowongan ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan berbagai agama yang dianutnya untuk saling menghormati dan menjalin kerukunan dengan sesama.“Saya berharap ini benar-benar memberikan inspirasi kepada kita seluruh bangsa Indonesia,” tutur kesempatan yang sama, Wapres juga melakukan peninjauan penerapan protokol kesehatan yang diterapkan di tempat ibadah. Ia mengungkapkan bahwa baik di Masjid Istiqlal dan di Gereja Katedral, protokol kesehatan yang diterapkan sudah sangat baik. Dimulai dari pengukuran suhu tubuh Jemaah, pengecekan kartu vaksinasi, pemberian hand sanitizer, pemberian jarak aman antar jemaah saat melakukan ibadah serta pemberlakuan kuota tertentu untuk Jemaah yang beribadah dalam satu di Masjid Istiqlal, dari kapasitas maksimal dapat menampung jemaah, saat ini kapasitas maksimum yang ditetapkan adalah jemaah. Sedangkan di Gereja Katedral, diberlakukan penetapan 20 persen jumlah Jemaah dari kapasitas depan, Wapres mengimbau kepada seluruh pengurus tempat ibadah, agar dapat menerapkan protokol kesehatan serupa, untuk keselamatan bersama. Sehingga, Jemaah sehat, ibadah pun lancar.“Dengan adanya juga cara-cara seperti ini kita harapkan bahwa seluruh tempat-tempat ibadah baik masjid, gereja, pura dan juga tempat lain bisa menerapkan aturan ini di daerah-daerah yang levelnya sudah mulai turun ke-3 apalagi ke-2 dan seterusnya,” pungkas dalam peninjauan ini diantaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar dan Staf Khusus Wapres Bambang Tekankan Arti Penting Mitigasi Dampak Perubahan IklimDalam program Kampung Bahari Nusantara KBN, TNI AL juga turut berfokus pada isu keberlangsungan lingkungan dan perubahan iklim. SelengkapnyaPemerintah Tingkatkan Peran Muslimah Sebagai Pelaku Usaha NasionalSelain pasar domestik yang terus tumbuh, pasar ekspor nontradisional seperti di Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan sangat terbuka luas. SelengkapnyaWapres Ajak Umat Jaga Kerukunan dan PersaudaraanIdulfitri merupakan momentum yang tepat untuk saling memaafkan dan memberi kasih sayang. Selengkapnya
Beberapaupaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerukunan antarsuku , pemeluk agama, dan kelompok-kelompok sosial lainnya di masyarakat adalah: 1. Bersikap toleransi 2. Memahami keragaman dengan bijak 3. Mau belajar tentag budaya daerah lain 4. Menghargai hari-hari besar agama lain dengan tidak membuat gaduh dan sebagainya Terimakasih sudah
Ilustrasi. Kerukunan antarumat beragama di Indonesia. - Upaya apa saja yang dapat kalian lakukan untuk memupuk kerukunan antarumat beragama di Indonesia? Pertanyaan "Upaya apa saja yang dapat kalian lakukan untuk memupuk kerukunan antarumat beragama di Indonesia?" terdapat pada halaman 146 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas XI. Pada bagian 3 buku tersebut dipelajari mengenai Bhinneka Tunggal Ika. Itu adalah semboyan Indonesia yang memiliki arti meski berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Indonesia memang merupakan salah satu negara multikultural majemuk terbesar di dunia. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari agama, budaya, bahasa, etnis, dan adat istiadat. Jika dapat dikelola dengan baik, keragaman dapat menjadi kekuatan. Namun sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik bisa menjadi 'bencana'. Dalam melestarikan kebhinnekaan, terdapat tatangan yang dapat dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya adanya sikap-sikap yang dapat merusak kebhinnekaan itu, seperti sikap diskriminasi terhadap agama, suku, ras, atau kelompok tertentu. Diskriminasi merupakan perilaku negatif atau membahayakan terhadap anggota kelompok tertentu semata-mata karena keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut. Baca Juga 3 Jawaban Mengapa Bangsa Barat Memilih Negara Indonesia Sebagai Negara Jajahan PROMOTED CONTENT Video Pilihan
11upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Upaya pemerintah mengatasi rendahnya pendidikan. Upaya peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di indonesia. Saat Ini, Upaya Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Menghadapi Kendala Yang Cukup
JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai, perlu berbagai upaya untuk menangkal ancaman kerukunan dan integrasi bangsa. Sebab, di tengah perkembangan masyarakat Indonesia yang dinamis saat ini, tidak menutup kemungkinan muncul pemahaman dan sikap keagamaan yang bisa mengancam kerukunan bangsa. "Untuk mewujudkan integrasi nasional ini diperlukan kehidupan yang rukun dan harmonis antar umat beragama, baik dalam konteks kehidupan sosial maupun kehidupan politik, terutama melalui empat bingkai kerukunan," ujar Ma'ruf saat membuka simposium nasional Studi dan Relasi Lintas Agama Berparadigma Pancasila, Universitas Islam Negeri UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Serang, Banten, secara virtual, Kamis 10/9. Ma'ruf menerangkan, persatuan nasional merupakan pra-syarat terwujudnya stabilitas nasional, yang nantinya berujung pada keberhasilan pembangunan nasional. Karena itu, ada empat bingkai dalam menjaga kehidupan yang rukun dan harmonis antar umat beragama. Pertama, kata Ma'ruf, bingkai politis yang berarti penguatan kerukunan dan pencegahan konflik melalui penguatan wawasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meliputi tiga konsensus, yakni 1 NKRI dengan semboyan “bhinneka tunggal ika”, 2 Pancasila sebagai dasar negara, dan 3 UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Tiga konsensus ini, kata Ma'ruf, seharusnya menjadi acuan serta wawasan/orientasi bangsa Indonesia, baik secara pribadi maupun kelompok, organisasi-organisasi politik dan kemasyarakatan, terutama aparatur negara dalam mengambil kebijakan. Lalu kedua, kata Ma'ruf, bingkai teologis, yakni penguatan kerukunan dan pencegahan konflik melalui pengembangan teologi kerukunan sebagai acuan dalam hubungan antar-umat beragama, antar-warga negara, dan antar-manusia secara keseluruhan. Dia mengatakan, teologi kerukunan juga mengandung arti pemahaman keagamaan yang tidak mengarah pada konflik dan kekerasan yang bisa disebut sebagai “teologi konflik”. Sebab, dia meyakini, semua agama yang ada di Indonesia mengajarkan kebaikan dan kedamaian hidup manusia serta saling menghormati di antara sesama manusia. "Buddha mengajarkan kesederhanaan, Hindu mengajarkan tatwam asi tepo seliro, Kristen mengajarkan cinta kasih, Konghucu mengajarkan kebijaksanaan, dan Islam mengajarkan kasih sayang bagi seluruh alam rahmatan lil alamîn," katanya. Ma'ruf melanjutkan, dengan begitu agama semestinya tidak dijadikan sebagai faktor pemecah belah, tetapi justru menjadi faktor pemersatu integratif dalam kehidupan masyarakat. Dia juga berharap, agama semestinya tidak dipahami secara eksklusif dan ekstrim, melainkan dipahami dengan memperhatikan pula konteks dan kondisi obyektif bangsa Indonesia yang majemuk. Bingkai ketiga, ungkap Ma'ruf, adalah bingkai sosiologis yakni penguatan kerukunan dan pencegahan konflik melalui penguatan budaya kearifan lokal. Kondisi dilakukan, karena setiap daerah atau suku memiliki nilai-nilai budaya, yang dianggap sebagai kearifan lokal local wisdom. Sementara, yang keempat adalah bingkai yuridis, yakni penguatan kerukunan dan pencegahan konflik melalui penguatan regulasi tentang kehidupan beragama secara komprehensif dan terintegrasi. Baik itu, dalam bentuk Undang-Undang maupun peraturan hukum di bawahnya. Serta, yang tidak kalah pentingnya, penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan pelanggaran, dengan memprosesnya ke pengadilan. Namun dalam kasus-kasus tertentu persoalan-persoalan hukum ini bisa lebih baik diselesaikan melalui mediasi dan rekonsiliasi. “Dalam konteks ini, peran mediasi sangat penting, seperti yang dilakukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB selama ini. Forum ini menjadi media yang sangat efektif untuk membangun kerukunan dan sekaligus menyelesaikan perselisihan, ketegangan, atau konflik berlatarbelakang agama,” ungkapnya.
KZpJkX. 149 67 101 44 460 313 405 297 352
jabarkan upaya untuk meningkatkan kerukunan di indonesia